Apa itu Spina Bifida? Ini Penyebab, Gejala, & Pengobatannya

Spina bifida adalah kelainan perkembangan pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang yang terjadi sebelum lahir. Spina bifida terjadi ketika salah satu atau beberapa tulang belakang tidak menutup sepenuhnya, sehingga meninggalkan celah terbuka pada punggung bayi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Kondisi ini merupakan jenis cacat lahir yang paling umum yang mempengaruhi sistem saraf pusat.

Penyebab:
Spina bifida disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang kompleks. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan spina bifida termasuk defisiensi asam folat selama kehamilan, riwayat keluarga dengan spina bifida, serta obesitas dan diabetes pada ibu hamil. Faktor lingkungan seperti paparan radiasi atau beberapa obat tertentu selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko spina bifida pada janin.

Gejala:
Gejala spina bifida bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kelainan. Beberapa bayi dengan spina bifida memiliki kelainan ringan dan mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, beberapa gejala umum yang dapat muncul pada spina bifida meliputi:

1. Terbentuknya gumpalan atau kantong berisi cairan pada punggung bayi yang dapat terlihat secara fisik.
2. Masalah pada gerakan kaki atau kelemahan otot.
3. Kesulitan mengontrol kandung kemih dan usus.
4. Masalah pada perkembangan atau fungsi saraf.
5. Kurangnya sensasi atau mati rasa di bagian tubuh tertentu.
6. Gangguan perkembangan fisik atau keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan tertentu.

Pengobatan:
Pengobatan untuk spina bifida tergantung pada tingkat keparahan kelainan. Pengobatan dapat melibatkan:

1. Operasi: Untuk bayi dengan spina bifida yang lebih parah, operasi diperlukan untuk menutup celah pada punggung dan melindungi sumsum tulang belakang yang terbuka dari kerusakan lebih lanjut.

2. Terapi fisik dan rehabilitasi: Terapi fisik dapat membantu menguatkan otot dan meningkatkan mobilitas pada anak dengan spina bifida. Terapi okupasi juga dapat membantu anak belajar keterampilan sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, dan makan.

3. Terapi konseling: Terapi konseling dapat membantu anak dan keluarganya untuk mengatasi tantangan fisik dan emosional yang mungkin terjadi akibat spina bifida.

4. Penggunaan alat bantu: Beberapa anak dengan spina bifida mungkin memerlukan alat bantu, seperti kursi roda atau penyangga kaki, untuk membantu mobilitas dan kenyamanan mereka.

Perawatan dan dukungan yang tepat sangat penting bagi anak-anak dengan spina bifida untuk membantu mereka mencapai potensi mereka dan menjalani kehidupan yang sehat dan bermakna. Diagnosis dan intervensi dini juga dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memaksimalkan perkembangan anak dengan spina bifida.